Benarkah Gen Z Banyak yang Nganggur Karena Salah Jurusan? Ini Kata Bappenas
Di era digital ini, banyak orang yang mempertanyakan apakah Gen Z, generasi yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, banyak yang menganggur karena salah jurusan. Hal ini dipicu oleh anggapan bahwa Gen Z cenderung lebih fokus pada minat dan passion mereka daripada prospek kerja di masa depan.
Terkait hal ini, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) angkat bicara. Menurut Bappenas, salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka pengangguran di kalangan Gen Z adalah salah memilih jurusan saat berkuliah.
Deputi Bidang Ekonomi dan Keuangan Bappenas, Adrianto Budi Utomo, menjelaskan bahwa banyak Gen Z yang memilih jurusan berdasarkan minat, tanpa mempertimbangkan prospek kerja di masa depan. Hal ini mengakibatkan mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi setelah lulus kuliah.
Melansir melalui CNBC Indonesia Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap fakta mengkhawatirkan terkait kondisi penduduk muda di Indonesia. “BPS melaporkan pada 2023 terdapat sekitar 9,9 juta penduduk usia muda (15-24 tahun) tanpa kegiatan. Dari 9,9 juta orang tersebut 5,73 juta orang merupakan perempuan muda sedangkan 4,17 juta orang tergolong laki-laki muda.”
Kebanyakan dari mereka adalah Gen Z yang harusnya tengah di masa produktif. Gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Mereka sekarang berusia 12-27 tahun. Persentase penduduk usia 15-24 tahun yang berstatus NEET di Indonesia mencapai 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun secara nasional.
“Banyak anak muda yang saat ini menganggur karena salah memilih jurusan. Mereka memilih jurusan berdasarkan minat, tanpa mempertimbangkan prospek kerja di masa depan,” ujar Adrianto dalam sebuah webinar, seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
Adrianto menambahkan, faktor lain yang menyebabkan tingginya angka pengangguran di kalangan Gen Z adalah kurangnya pengalaman kerja dan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri.
“Selain salah jurusan, banyak Gen Z yang juga kurang memiliki pengalaman kerja dan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri,” kata Adrianto.
Oleh karena itu, Bappenas mendorong Gen Z untuk lebih selektif dalam memilih jurusan saat berkuliah. Bappenas juga menyarankan agar Gen Z mengikuti pelatihan dan kursus untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri.
Beberapa tips ini bisa dilakukan bagi Gen Z agar tidak salah jurusan :
- Lakukan riset: Cari informasi tentang prospek kerja jurusan yang kamu minati.
- Konsultasikan dengan orang tua, guru, atau konselor: Mintalah saran dari orang-orang yang lebih berpengalaman untuk membantu kamu memilih jurusan yang tepat.
- Ikuti tes minat bakat: Tes ini dapat membantu kamu mengetahui jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat kamu.
- Pertimbangkan kemampuan finansial: Pikirkan biaya kuliah dan biaya hidup saat kamu memilih jurusan.
Salah jurusan memang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka pengangguran di kalangan Gen Z. Oleh karena itu, penting bagi Gen Z untuk lebih selektif dalam memilih jurusan dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil keputusan.
This post has already been read 811 times!