Dalam era transformasi pendidikan tinggi, konsep Kampus Berdampak menjadi agenda penting yang terus didorong oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Wakil Menteri (Wamen) Kemdiktisaintek, Fauzan, menegaskan perlunya perguruan tinggi untuk tidak hanya menjadi menara gading ilmu pengetahuan, tetapi juga aktor utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi dan kolaborasi strategis.
Kampus Berdampak: Filosofi dan Tujuan
Dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan Universitas Mataram (Unram), Wamen Fauzan menekankan bahwa kampus harus mampu “berdampak” secara nyata di tengah masyarakat. Menurutnya, program ini lahir dari visi besar Menteri Dikti, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, yang ingin mengakselerasi pembangunan daerah dengan menjadikan kampus sebagai pusat penggerak inovasi sosial dan teknologi.
Fauzan menyampaikan bahwa perguruan tinggi tidak cukup hanya melahirkan lulusan, tetapi juga harus mampu menghasilkan program-program berbasis kebutuhan nyata masyarakat. Dalam konteks ini, kerja sama aktif dengan pemerintah daerah, dunia usaha, dan industri menjadi kunci penting.
“Kampus adalah tempat lahirnya SDM unggul dan pusat berkembangnya keilmuan. Kampus harus menjadi motor penggerak dalam mengatasi persoalan bangsa,” ujar Fauzan.
Pentingnya Merakyat dan Berkepentingan pada Masyarakat
Wamen Fauzan menegaskan bahwa kampus perlu mengambil posisi strategis dengan lebih “merakyat” dan memiliki keberpihakan nyata pada kebutuhan masyarakat. Ia mencontohkan bahwa banyak produk riset perguruan tinggi yang sebenarnya sangat berbobot, tetapi belum difungsikan secara optimal untuk kebutuhan pragmatis masyarakat.
Di sisi lain, masyarakat saat ini membutuhkan sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memperbaiki kualitas hidup di berbagai sektor, mulai dari pertanian, kesehatan, energi terbarukan, hingga pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Fauzan pun mengingatkan bahwa kampus berdampak berarti kampus harus peka terhadap isu-isu aktual di masyarakat, berinovasi solutif, dan mendorong perubahan yang benar-benar dirasakan manfaatnya.
Program dan Alumni Adaptif: Pilar Kampus Berdampak
Untuk mendukung misi Kampus Berdampak, perguruan tinggi juga harus memperhatikan profil lulusan yang dihasilkan. Wamen Fauzan mendorong kampus-kampus di Indonesia untuk menghasilkan alumni yang adaptif terhadap perubahan zaman dan mampu berkontribusi di berbagai bidang, baik sebagai inovator, wirausaha, maupun agen perubahan sosial.
“Alumni harus mampu membaca kebutuhan zaman dan menjadi solusi konkret atas berbagai persoalan bangsa,” tegasnya.
Selain itu, program-program akademik dan non-akademik di kampus harus dirancang dengan prinsip kebermanfaatan langsung bagi pembangunan daerah. Kolaborasi riset, pengabdian masyarakat berbasis pemberdayaan, hingga hilirisasi hasil penelitian menjadi langkah konkret yang harus diperkuat.
Kampus berdampak tidak lepas dari kualitas alumninya. Menurut Fauzan, alumni yang dibutuhkan ke depan adalah mereka yang:
- Adaptif terhadap perubahan teknologi dan ekonomi.
- Memiliki kepekaan sosial tinggi.
- Mampu menginisiasi perubahan dan menciptakan lapangan kerja.
- Berpikir global namun tetap berakar pada nilai-nilai lokal.
Studi Kasus: Kampus yang Telah Berdampak
Dalam kuliah umum di Unram, Fauzan membagikan contoh kampus-kampus yang telah sukses mengimplementasikan prinsip Kampus Berdampak. Beberapa di antaranya adalah perguruan tinggi yang aktif berkolaborasi dengan dunia usaha dan industri untuk menciptakan inovasi pertanian presisi, energi terbarukan berbasis komunitas, hingga teknologi tepat guna yang mendukung ekonomi lokal.
Kampus-kampus ini tidak hanya fokus pada capaian akademik, tetapi juga pada bagaimana riset dan inovasi mereka menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, memperbaiki sistem produksi lokal, dan membuka lapangan kerja baru.
Dalam praktiknya, beberapa kampus telah menunjukkan peran berdampak, antara lain:
- Inovasi pertanian presisi yang membantu meningkatkan produktivitas petani.
- Penerapan teknologi energi terbarukan di daerah terpencil.
- Program literasi digital untuk UMKM dan komunitas desa.
- Kegiatan sosial berbasis penelitian dalam sektor kesehatan dan pendidikan.
Inisiatif-inisiatif tersebut menunjukkan bahwa ketika kampus berorientasi pada masyarakat, dampaknya tidak hanya dirasakan di kampus, tetapi juga mengubah kualitas hidup komunitas sekitarnya.
Harapan ke Depan: Konsistensi dan Sinergi
Melalui program Kampus Berdampak, Wamen Fauzan berharap semua pemangku kepentingan pendidikan tinggi di Indonesia dapat membangun konsistensi dan sinergi yang kuat. Tidak hanya antar perguruan tinggi, tetapi juga dengan pemerintah, sektor swasta, dan komunitas masyarakat.
Wamen Fauzan menegaskan, membangun Kampus Berdampak bukanlah proyek jangka pendek. Diperlukan:
- Konsistensi dalam menerapkan inovasi berbasis kebutuhan.
- Sinergi lintas sektor untuk memperluas jangkauan manfaat.
- Kepemimpinan visioner di tingkat kampus.
Dengan spirit kolaboratif dan inovatif, perguruan tinggi di Indonesia diharapkan mampu menjadi kekuatan utama dalam membangun bangsa yang lebih adil, sejahtera, dan berdaya saing global.
Sumber: