Kurikulum Perguruan Tinggi yang Banyak Digunakan di Indonesia
Kurikulum di perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Saat ini, dua model kurikulum yang paling banyak digunakan adalah Kurikulum Berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan Kurikulum Berbasis OBE (Outcomes-Based Education). Kedua model ini dirancang untuk menciptakan lulusan yang tidak hanya kompeten dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
1. Kurikulum Berbasis KKNI
Kurikulum berbasis KKNI merupakan sistem penyusunan kurikulum yang berfokus pada standar kompetensi yang harus dicapai oleh lulusan pendidikan tinggi. KKNI sendiri adalah kerangka acuan yang mengatur tentang kualifikasi pendidikan di Indonesia, termasuk di dalamnya jenjang pendidikan tinggi. Tujuan utama dari penerapan KKNI adalah untuk memastikan lulusan memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Melalui KKNI, kompetensi yang diperlukan oleh lulusan dibagi ke dalam beberapa level, sesuai dengan tingkat pendidikan yang ditempuh. Setiap level kompetensi mendeskripsikan kemampuan yang harus dicapai oleh mahasiswa setelah menyelesaikan program pendidikan tertentu. Ini memungkinkan mahasiswa untuk mempersiapkan diri lebih baik untuk menghadapi tantangan dunia kerja, dengan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan.
Penerapan KKNI dalam Perguruan Tinggi
Kurikulum KKNI ini banyak diterapkan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas dalam proses pembelajaran. Penerapan KKNI juga mendukung sistem evaluasi yang jelas, di mana setiap mata kuliah harus mengacu pada capaian kompetensi yang spesifik, baik dalam bidang keilmuan maupun keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan di dunia profesional.
Selain itu, KKNI juga mendukung sistem pembelajaran yang lebih fleksibel, sehingga mahasiswa dapat memilih jalur yang paling sesuai dengan minat dan karier yang diinginkan. Perguruan tinggi yang mengadopsi KKNI diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya siap secara akademis tetapi juga siap untuk menghadapi tantangan global.
2. Kurikulum Berbasis OBE (Outcomes-Based Education)
Outcomes-Based Education (OBE) adalah pendekatan kurikulum yang berfokus pada hasil atau “outcome” dari proses pembelajaran. Dalam model OBE, kurikulum dirancang dengan mempertimbangkan kompetensi yang diinginkan untuk dicapai oleh mahasiswa setelah menyelesaikan mata kuliah atau program studi. Fokus utama OBE adalah pencapaian kompetensi yang relevan dengan kebutuhan industri dan dunia kerja.
Karakteristik Kurikulum OBE
Kurikulum berbasis OBE memiliki ciri-ciri utama, antara lain:
- Penekanan pada hasil pembelajaran yang jelas dan terukur.
- Menyesuaikan metode pembelajaran dengan berbagai gaya belajar mahasiswa.
- Penilaian berfokus pada apakah mahasiswa dapat menunjukkan keterampilan yang diperlukan, bukan hanya sekadar memperoleh nilai dalam ujian.
- Setiap program studi memiliki tujuan yang spesifik terkait kompetensi yang harus dicapai oleh lulusannya.
OBE memfokuskan pada perkembangan kemampuan mahasiswa yang lebih aplikatif, tidak hanya pada aspek teoritis, tetapi juga pada penguasaan keterampilan yang akan mendukung karier mereka. Sebagai contoh, dalam program studi teknik, OBE menekankan pada kemampuan mahasiswa untuk mengatasi masalah dunia nyata, tidak hanya sekadar memahami teori dasar.
Penerapan OBE di Perguruan Tinggi Indonesia
Kurikulum berbasis OBE juga banyak diterapkan di perguruan tinggi Indonesia, terutama pada program-program yang berorientasi pada kebutuhan pasar global, seperti teknik, ilmu komputer, dan manajemen. Pendekatan OBE membantu memastikan bahwa mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan teoretis, tetapi juga mampu menerapkan pengetahuan tersebut dalam situasi nyata.
Selain itu, OBE juga berperan penting dalam penilaian akreditasi perguruan tinggi. Lembaga akreditasi menggunakan standar OBE untuk menilai seberapa baik suatu program studi dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bekerja.
3. Perbandingan KKNI dan OBE
Meskipun KKNI dan OBE memiliki fokus yang berbeda, keduanya memiliki tujuan yang sama: menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di dunia kerja. KKNI lebih menekankan pada pencapaian standar kompetensi berdasarkan jenjang pendidikan, sementara OBE lebih fokus pada hasil akhir dari pembelajaran yang mengarah pada penguasaan keterampilan dan kemampuan praktis.
Keduanya mengedepankan relevansi antara kurikulum dengan kebutuhan industri, serta memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan yang berguna dalam kehidupan profesional mereka. Dengan penerapan kedua kurikulum ini, diharapkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia semakin meningkat, serta lulusan yang dihasilkan semakin siap untuk berkontribusi dalam dunia kerja yang semakin kompetitif.
4. Kesimpulan
Kurikulum berbasis KKNI dan OBE memberikan arah yang jelas dalam peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. KKNI fokus pada pengembangan kompetensi sesuai dengan jenjang pendidikan, sementara OBE menekankan pada hasil pembelajaran yang aplikatif dan relevan dengan dunia kerja. Kedua kurikulum ini saling melengkapi dan mendukung upaya menciptakan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan global.
Bagi perguruan tinggi, adopsi kedua kurikulum ini akan membantu mereka dalam mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga siap untuk terjun langsung ke dunia kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan.
Sumber:
- LPM UIN Suska. (2017). “KKNI dan Kurikulum Perguruan Tinggi: Membangun Efektivitas dan Akuntabilitas.” Link
- Dikti Kemdikbud. (2020). “Prodi Peternakan Fapetkan UNTAD Sosialisasikan Kurikulum Berbasis KKNI dan Berorientasi MBKM.” Link
- BBG.ac.id. (2020). “Mengenal Kurikulum Berbasis OBE yang Jadi Acuan Penilaian Lembaga Akreditasi.” Link
This post has already been read 33 times!