Sejarah Pendataan Di Perguruan Tinggi
Pengelolaan data di perguruan tinggi sejak dulu telah menjadi bagian penting dalam mengelola dan mengembangkan sistem pendidikan di Indonesia. Namun, seiring kemajuan teknologi, pendataan ini mengalami transformasi signifikan, mengantarkan dunia pendidikan tinggi menuju era baru informasi dan transparansi.
Pada masa lampau, pendataan pendidikan tinggi dilakukan secara manual, dengan menggunakan buku besar dan formulir kertas. Proses ini memakan waktu lama, rentan terhadap kesalahan, dan sulit untuk dianalisis.
Hal ini menjadi hambatan dalam pengambilan keputusan strategis terkait pengembangan pendidikan tinggi.Pengolahan data di perguruan tinggi dimulai tanpa adanya teknologi digital. Apabila dijelaskan secara terperinci, berikut proses pendataan di perguruan tinggi dulu :
- Masih menggunakan sistem yang manual, data yang dibutuhkan perguruan tinggi sangatlah sulit untuk didapatkan
- Perguruan tinggi negeri perlu memberikan berkas ke Kementerian. Sedangkan perguruan tinggi swasta perlu memberikan berkas ke Kopertis
Pada masa tersebut, kecanggihan sistem dalam jaringan (daring) belum ada seperti saat ini. Era pendataan di perguruan tinggi telah mengalami transformasi luar biasa. Dahulu, keterbatasan teknologi menghambat proses pendataan yang manual, memakan waktu, dan rentan kesalahan. Kini, dengan kehadiran Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikTI) dan PDDikti Feeder, dunia pendidikan tinggi memasuki era baru yang lebih efisien, akurat, dan transparan.
PDDikti Feeder hadir sebagai jembatan yang menghubungkan sistem internal perguruan tinggi dengan PDDIKTI. Aplikasi ini memungkinkan perguruan tinggi untuk mensinkronisasi data mereka dengan PDDIKTI secara mudah dan efisien.
Berikut manfaat melakukan pendataan yang berbasis teknologi :
- Meningkatkan Efisiensi : Proses pelaporan data menjadi lebih cepat dan mudah.
- Meningkatkan Akurasi : Data yang disinkronisasi dengan PDDikti terjamin keabsahan dan keakuratannya.
- Meningkatkan Transparansi: PDDIKTI menyediakan akses informasi bagi publik tentang pendidikan tinggi di Indonesia.
- Mendukung Pengambilan Keputusan: Data yang terpusat dan akurat menjadi landasan pengambilan keputusan strategis untuk pengembangan pendidikan tinggi.
Proses pelaporan data ke Neo Feeder, aplikasi resmi Kemendikbudristek untuk sinkronisasi data perguruan tinggi, dapat memakan waktu dan tenaga, terutama bagi perguruan tinggi dengan volume data besar. Open Feeder, aplikasi pihak ketiga, hadir sebagai jembatan yang mempermudah dan mempercepat pelaporan data ke Neo Feeder.
Pelaporan Perguruan Tinggi Lebih Mudah Dengan Open Feeder
Open Feeder adalah sebuah aplikasi importer data yang dikembangkan oleh Suteki Technology untuk membantu operator perguruan tinggi dalam proses pelaporan data ke Neo Feeder. Dengan kata lain, Open Feeder berfungsi sebagai jembatan antara data yang dimiliki perguruan tinggi dengan Neo Feeder, aplikasi resmi dari Kemendikbudristek untuk sinkronisasi data perguruan tinggi ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti).
Mengapa memilih Open Feeder?
- Dapat menyesuaikan dengan kebutuhan data pada Feeder Dikti
- Proses import data lebih cepat
- Dapat memudahkan pengisian data melalui upload file excel
- Proses instalasi sangat mudah
- Terdapat pengembangan lanjutan
- Adanya layanan konsultasi teknis
- Tersedia komunitas yang aktif
Selain keunggulan Open Feeder yang telah disebutkan di atas. Perlu anda ketahui bahwa Open Feeder tersedia secara GRATIS. Perguruan tinggi anda tidak perlu lagi mengeluarkan dana untuk melakukan pelaporan dan pendataan ke PDDikti.
Beralih dari pendataan manual ke Open Feeder merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi pengelolaan data pendidikan tinggi. Open Feeder membuka peluang baru untuk membangun sistem pendidikan tinggi yang lebih transparan, akuntabel, dan berkelanjutan. Open Feeder dapat langsung didownload melalui link di bawah ini
https://suteki.co.id/open-feeder-product/
Open Feeder Wujudkan Pelaporan PDDikti Tanpa Hambatan dan Bebas Ribet !! ✅✨
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi kami di
This post has already been read 348 times!