Aplikasi Zoom, Paling Diminati Tapi Dilarang, Apa Sebabnya?
Dunia IT memang tidak pernah sepi penggemar. Semua orang selalu tertarik membahas tentang kemutakhiran perkembangan dunia IT. Tak heran bila dunia IT selalu mendapatkan sorotan bahkan di tengah pandemi Covid-19.
Salah satu aplikasi yang sedang ‘naik daun’ saat ini ialah Zoom. Pandemi Corona membuat penggunaan terhadap aplikasi Zoom melonjak tajam. Zoom dinilai sebagai aplikasi telekonferensi gratis yang paling banyak diminati dan bisa menampung 100 orang dalam satu panggilan video, diunduh lebih dari 100 juta kali. Tak mengejutkan bila Zoom merajai aplikasi untuk kategori bisnis.
Sayangnya, beberapa waktu belakangan ini muncul larangan penggunaan Zoom. Apa penyebabnya? Padahal di tengah pandemi Corona, Zoom dinilai sangat membantu dalam melakoni aktivitas tatap muka via virtual. Bila dilarang, lantas apakah semua aktivitas tatap muka akan terhenti?
Mengapa Zoom Dilarang?
Taiwan menjadi pemerintah pertama yang melarang penggunaan Zoom. Amerika Serikat tidak kalah ketinggalan. Senada dengan Taiwan dan Amerika Serikat, Jerman juga membatasi penggunaan Zoom.
Teknologi enkripsi yang lemah telah memunculkan fenomena “Zoombombing”, ketika troll tak diundang mendapatkan akses ke konferensi video. Rekaman pertemuan juga muncul di server internet publik.
Singapore menghentikan penggunaan Zoom terhadap pengajar setelah insiden munculnya gambar tak senonnoh selama streaming pelajaran geografi.
Sederet perusahaan raksasa seperti Microsoft, Google, SpaceX, dan Standard Chartered juga melarang karyawannya menggunakan Zoom. Google dan Microsoft sebagai perusahaan IT ternama tentu memiliki aplikasi video konferensi sendiri. Ini jelas berbeda dengan SpaceX yang merupakan perusahaan transportasi luar angkasa AS. Lain lagi dengan Standard Chatered yang merupakan perusahaan bank global.
Alasan pelarangan oleh keempat negara dan juga sederet perusahaan raksasa tersebut, tidak lain dan tidak bukan disebabkan sistem keamanan Zoom yang lemah.
Bukan rahasia lagi bahwa sistem keamanan menjadi prioritas yang tidak dapat ditawar lagi dalam penggunaan aplikasi. Ini karena ada begitu banyak data yang dipegang oleh negara maupun perusahaan. Bila sistem keamanan lemah, maka bisa dipastikan apa yang akan terjadi bukan?
Ternyata Soal Sistem Keamanan?
“It takes 20 years to build a reputation and few minutes of cyber-incident to ruin it.”
Stephane Nappo
Setidaknya ada 3 alasan mengapa sistem keamanan itu penting, yakni mencegah potensi kerugian material, mengurangi risiko penyalahgunaan data/informasi, dan memperkecil peluang tindakan kriminal.
Problem sistem keamanan memang tidak ada habisnya. Kita telah disuguhi dengan berbagai kasus mengerikan seperti peretasan senjata AS, peretasan PlayStation, dan serangan DDoS Estonia dengan kerugian yang tidak sedikit.
Tahun 2017 ada kasus yang tidak kalah mencemaskan seperti serangan Ransomware WannaCry terhadap 150 negara, Ransomware Petya yang menargetkan infrastruktur Ukaraina, bobolnya data pengguna dan mitra Uber, dan Shadow Brokers yang mencuri senjata Cyber NSA. Kerugian yang ditanggung tidak hanya materi, namun juga menimbulkan kecemasan dan ketakutan.
Lalu Bagaimana Meningkatkan Sistem Keamanan?
Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan sistem keamanan sehingga tidak menimbulkan kerugian. Zoom mengambil langkah menunjuk Alex Stamos, mantan Kepala Keamanan Facebook sebagai konsultan. Stamos telah merinci langkah-langkah yang dapat dilakukan Zoom untuk mengatasi masalah keamanan. Bahkan CEO Zoom merespon cepat dengan secara terbuka meminta maaf kepada pengguna.
Tidak hanya Zoom, aplikasi WhatsApp yang sangat nge-hype juga pernah diragukan dalam masalah keamanan. Tidak dapat dipungkiri, semakin nge-hype dan banyak penggunanya maka sistem keamanan wajib untuk ditingkatkan. Hal ini juga dilakukan oleh WhatsApp dengan kerap kali update untuk menjamin data pengguna.
Issue terkait keamanan data memang harus mendapat perhatian khusus bagi pengembang aplikasi, begitu juga dengan Suteki Tech dan perusahaan IT Indonesia lainnya. Selain terus mengembangkan berbagai fitur bermanfaat, juga harus memperhatikan sisi keamanan data pengguna.
Bagi pengguna aplikasi, yang tidak kalah penting adalah bijak dalam menggunakan software aplikasi. Kita juga dapat membantu mencegah terjadinya penyerangan terhadap sistem keamanan dengan cerdas dalam menggunakan data, terutama data pribadi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang besar apalagi tindakan kriminal. Mau terus update seputar pendidikan, IT, dan isu-isu populer? Ikuti terus postingan berikutnya Good Readers. #StayProductive #StayUpdate #StayHome
This post has already been read 5158 times!
It’s an remarkable piece of writing in support of all the online people; they will get benefit from it I am sure.|