Covid-19 Picu Percepatan Transformasi Digital Pendidikan Indonesia
Transformasi digital sektor pendidikan di Indonesia bukanlah suatu wacana baru. Berbagai seminar, perbincangan, regulasi pendukung dan upaya konkrit menerapkan transformasi digital di lingkungan pendidikan tinggi (univeristas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi) serta pendidikan dasar menengah (TK, SD, SMP, SMA, SMK) telah banyak dilakukan beberapa tahun terakhir.
Ini sejalan dengan upaya Indonesia menyongsong era industri 4.0, dimana semua aspek kehidupan tidak lepas dari sentuhan teknologi. Semua sektor kehidupan, terutama sektor industri, pedagangan, pariwisata dan tentu tidak terkecuali sektor pendidikan harus mampu beradaptasi dan mengadopsi teknologi untuk kemajuan sektor tersebut atau minimal sekedar untuk tetap bisa bertahan eksis ditengah badai efek desruptif (menggangu kemapanan) industri 4.0 yang sangat dahsyat dan masif.
Belum Sesuai Harapan
Namun sepertinya penerapan transformasi digital yang merata di bidang pendidikan Indonesia beberapa tahun terakhir masih jauh dari harapan, baru sedikit institusi pendidikan yang benar-benar siap dan mampu menjalankannya dengan baik, sebagian lagi masih dengan tertatih-tatih berusaha terus maju di tengah berbagai keterbatasan, bahkan sebagian besar masih jalan ditempat atau terhenti pada sekedar wacana saja.
Kendala
Lambatnya progres kemajuan pemerataan transformasi digital pendidikan tersebut bukan tanpa alasan. Berbagai kendala dihadapi oleh insitusi pendidikan negeri maupun swasta saat akan menerapkan transformasi digital di instansi masing-masing.
Beberapa faktor utama kendala transformasi digital di sektor pendidikan adalah wilayah Indonesia yang sangat luas sementara kondisi infrastruktur pendukung yang belum merata, keterbatasan dana, keterbatasan sumber daya manusia, mental block, dan lain-lain.
Infrastuktur dan fasilitas teknologi pendukung tentu memegang peranan yang sangat penting. Tanpa koneksi internet yang memadai, peralatan pendukung seperti server, laptop/komputer, handphone, scanner, kamera, sistem informasi akademik dan manajemen yang baik tentu mustahil transformasi digital akan dapat dilakukan dengan lancar dan sukses.
Selain itu, faktor kondisi sumber daya manusia tentu sangat besar pengaruhnya. Penguasaan sumber daya manusia memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung berbagai aktivitas kegiatan belajar mengajar ataupun koordinasi kerja masih belum memadai dan merata.
Pada dasarnya permasalahan utamanya bukan terletak pada ketidakmampuan untuk menggunakan teknologi, namun karena faktor kebiasaan dan mental block. Fikiran merasa gaptek (gagap teknologi), merasa sudah tua / senior, merasa sulit padahal belum mencoba, dan kondisi masih bisa melakukan berbagai aktivitas belajar mengajar dan koordinasi secara konvensional (dalam keadaan normal) menjadi salah satu penghalang utama kesuksesan transformasi digital. Ini masih terjadi dan dihadapi sebagian besar lembaga pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah, hingga perguruan tinggi.
Covid-19 Picu Percepatan Transformasi Digital Pendidikan Indonesia
Jika sebelumnya berbagai wacana, kebijakan pendukung, serta sosialisasi tentang era industri 4.0 belum berhasil membuat institusi penddikan (universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi, hingga sekolah dasar menengah) mencapai progress signifikan pada transformasi digital pendidikan Indonesia, Covid-19 atau Virus Corona justeru memberikan dampak luar biasa dalam aspek ini.
Ditinjau dari berbagai aspek, jelas Covid-19 adalah musibah yang memberi dampak negatif kepada hampir semua sektor kehidupan manusia. Terutama upaya pencegahan penyebaran Covid-19 melalui Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau Lockdown dengan berbagai himbauan #dirumahaja #workfromhome #LearnFromHome #StayHome dan lain-lain. Sesuatu yang tidak diinginkan sebagian besar manusia, dan kita semua ingin agar kondisi ini segera berakhir untuk dapat menjalami aktivitas normal kembali.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa musibah melalui pandemi Covid-19 juga membawa berbagai dampak positif, seperti kondisi alam yang menjadi lebih baik, lapisan ozon yang pulih kembali, dan di bidang pendidikan ternyata menjadi pemicu percepatan proses transformasi digital pendidikan Indonesia.
Indikator Percepatan Transformasi Digital Pendidikan
Beberapa indikator percepatan transformasi digital di bidang pendidikan tersebut antara lain:
1. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) di Perguruan Tinggi dan Sekolah
Sejak dikeluarkannya himbauan dan peraturan daerah tentang pembatasan aktivitas sosial (social distancing) sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19 yang lebih luas pada awal bulan Maret 2020, banyak perguruan tinggi dan sekolah-sekolah yang menghentikan kegiatan belajar mengajar tatap muka di kelas. Aktivitas belajar mengajar digantikan dengan kuliah online berupa pemberian materi belajar, forum diskusi, tugas, video conference, quiz dan ujian secara online menggunakan learning management system dan aplikas seperti esutdy, moodle, zoom, google meet, jitsi, WA, Telegram dan lain-lain.
Perkembangan selanjutnya, seluruh perguruan tinggi dan sekolah di Indonesia menghentikan aktivitas belajar mengajar tatap muka. Namun tentu saja proses belajar mengajar tidak boleh berhenti, the show must go on, di titik ini semua harus menjalankan belajar online. Mau tidak mau, bisa tidak bisa, merasa gaptek atau tidak gaptek. Dan hasilnya saat ini dominan dosen, guru, mahasiswa dan siswa mulai mahir menggunakan berbagai perangkat dan media pendukung belajar online. Walaupun mungkin menghadapi berbagai kendala dan berbagai keterbatasan. Bagaimanapun ini adalah suatu kemajuan yang layak disyukuri.
Sebenarnya aturan mengenai sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) telah terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pasal 31. Pada saat itu baru Universitas Terbuka (UT) satu-satunya kampus yang melayani pendidikan jarak jauh (PJJ).
Tujuh belas tahun kemudian, walaupun perkembangan teknologi sudah sedemikian pesat dan didukung oleh berbagai regulasi pemerintah untuk penerapan blended learning dan e-learning, belum begitu banyak perguruan tinggi ataupun sekolah yang benar-benar sukses menjalankannya.
Di tingkat perguruan tinggi, hingga akhir 2019, tidak banyak perguruan tinggi yang telah siap dan melaksanakan e-learning / daring secara masif. Beberapa kampus yang telah menerapkan e-learning biasanya juga baru terbatas untuk beberapa kelas kuliah tertentu atau oleh dosen-dosen tertentu saja. Pada bulan April 2020, hampir semua kampus dan sekolah menerapkan pendidikan jarak jauh.
2. Maraknya Kegiatan Webinar Berkualitas
Webinar merupakan singkatan dari web seminar, yaitu seminar yang dilakukan melalui aplikasi berbasis internet seperti zoom, google meet, jitsi dan lain-lain. Dengan webinar memungkinkan terjadi proses knowledge transfer tanpa batasan jarak dan ruang.
Semenjak pembatasan aktivitas sosial untuk pencegahan Covid-19 di Indonesia, terdapat begitu banyak kegiatan webinar yang telah dilaksanakan oleh berbagai institusi maupun pribadi. Ada webinar yang berbayar dan juga banyak yang menawarkan webinar berkualitas secara gratis.
Ini tentu merupakan salah satu indikasi perkembangan positif bagi proses transformasi digital pendidikan di Indonesia.
3. Work From Home dan Koordinasi Jarak Jauh
Aktivitas di institusi pendidikan tentu saja tidak melulu hanya kegiatan belajar mengajar saja. Terdapat begitu banyak aktivitas penunjang kelancaran kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang perlu tetap dikerjakan dan koordinasikan dengan baik.
Work from home alias kerja di rumah saja menjadi pilihan logis untuk situasi seperti saat ini, namun bagaimana dengan koordinasi kerja sebuah tim? Untuk rapat bersama dalam satu ruangan besar membahas tentu tidak seleluasa seperti kondisi normal. Bekerja tanpa koordinasi tentu bukan pilihan yang tepat.
Tak heran saat ini sangat marak dan menjadi familiar dilakukan rapat koordinasi jarak jauh memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi tersedia. Saat ini bagi sebagian besar pimpinan instansi pendidikan, dosen, guru, staf mengikuti rapat online dengan peserta hingga seratus orang sudah menjadi hal biasa, hampir sama seperti aktivitas menelepon saja. Ini juga yang membuat tiba-tiba popularitas aplikasi zoom meningkat drastis.
4. Penerimana Siswa dan Mahasiswa Baru Secara Online
Kondisi membuat semua pimpinan perguruan tinggi dan sekolah harus tanggap dengan situasi terkini. Semakin dekatnya akhir tahun ajaran 2019/2010 Genap, berarti tak lama lagi akan dimulai tahun ajaran baru.
Lazimnya dalam keadaan normal saat ini hingga tahun ajaran baru dimulai adalah masa-masa sibuk aktivitas promosi dan proses penerimaan siswa ataupun mahasiswa baru. Namun tahun 2020 ini berbeda, proses penerimaan siswa dan mahasiswa baru biasa secara konvensional, mulai dari pendaftaran, pembayaran, hingga ujian tertulis jelas tidak bisa dilaksanakan.
Strategi sistem penerimaan siswa atau mahasiswa baru secara online menjadi pilihan logis dan harus ditempuh. Walaupun karena berbagai hal, penerapan sistem penerimaan secara online dilakukan sangat beragam oleh intansi pendidikan, sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing. Ada yang sudah menggunakan aplikasi pmb online, pembayaran dan ujian computer based test online terintegrasi. Ada juga yang baru sebatas menggunakan google form dan meniadakan jalur test seleksi.
Sisi positifnya adalah semua semakin menyadari manfaat transformasi digital untuk menunjang kemajuan instansi pendidikan masing-masing.
5. Menyadari Pentingnya Sistem Informasi Manajemen Akademik Kampus dan Sekolah
Berbagai kegiatan belajar mengajar jarak jauh, layanan akademik dan keuangan secara online tentu membutuhkan sistem informasi manajemen akademik yang baik dan tangguh. Dalam keadaan normal saja, pekerjaan tersebut jika dilakukan secara manual sangat sulit, memakan waktu banyak dan rentan human error. Bagaimana pula jika semua aktivitas dilakukan dari rumah masing-masing?
Bagi sebagian besar kampus dan sekolah yang telah lama menyadari betapa pentingnya bantuan aplikasi sistem informasi akademik untuk mendukung aktivitas sehari-hari, telah mulai lazim digunakan sistem informasi akademik, baik dari hasil pengembangan tim internal, menggunakan software gratis open source ataupun menggunakan jasa vendor penyedia sistem informasi akademik seperti Suteki Technology.
Namun bagi kampus dan sekolah yang sebelum pandemi Covid-19 masih mengelola adminsitrasi instansinya secara manual (dengan berbagai pertimbangan dan atau merasa harga sistem informasi akademik yang dianggap mahal), tentu kondisi saat ini membuat berbagai pekerjaan menjadi semakin sulit. Ada banyak agenda, pelayanan dan pelaporan yang tetap harus diselesaikan, yang itu sangat sulit dan semakin sulit dilakukan secara manual.
Kabar baiknya, tentu unsur pimpinan menjadi makin menyadari pentingnya melakukan transformasi digital dan mengadopsi penggunaan sistem informasi akademik dan keuangan yang baik.
Kabar gembiranya saat ini Suteki Technology telah menyediakan aplikasi keren SIAKAD 4.0 Cloud yang sangat powerfull membantu berbagai kegiatan akademik dan pembayaran online perguruan tinggi dengan biaya hanya setara gaji 1 orang saja.
6. Kegiatan transformasi digital lainnya
Dan juga berbagai aktivitas transformasi digital pendidikan lainnya yang berkembang pesat dipicu oleh kondisi tanggap darurat Covid-19 seperti keadaan saat ini.
Kita semua tentu tidak ingin kondisi seperti saat ini berlangsung terlalu lama. Kita berharap dan berdo’a semoga pandemi Covid-19 segera berlalu dan kita dapat beraktivitas normal kembali.
Terlepas dari begitu besar dan banyaknya dampak negatif Covid-19 pada berbagai sektor dan lini kehidupan manusia, kita tetap harus berjuang untuk masa depan khususnya usaha mencerdaskan generasi Indonesia untuk masa depan yang lebih baik. Kita juga patut bersyukur bahwa selalu ada hikmah di balik suatu peristiwa.
-DVH-
This post has already been read 39680 times!
terima kasih infonya bermanfaat
I have read so many posts about the blogger lovers howeverthis post is really a good piece of writing, keep it up.
Hi, all the time i used to check blog posts here early in the dawn, for the reason that i love
to find out more and more.