Selama ini, pendidikan vokasi kerap dicap sebagai jalur “kelas dua”, sebuah stigma yang menghalangi talenta terbaik Indonesia. Namun, masa-masa itu akan segera berakhir.
Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), tengah menggerakkan revolusi besar untuk menyetarakan vokasi dengan akademik. Bukan hanya soal kurikulum, transformasi ini mencakup penghapusan dikotomi kelembagaan hingga rencana ambisius mengubah politeknik menjadi “Politeknik University” yang berotonomi penuh.
Inilah strategi terpadu yang sedang dijalankan untuk memastikan lulusan ilmu terapan siap bersaing dan menjadi pahlawan di panggung ekonomi global.
Formula Vokasi Global: Akses, Kualitas, dan Intuisi Praktis
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menekankan bahwa kunci untuk menyiapkan tenaga kerja terampil yang kompetitif adalah pada tiga aspek utama: Akses, Kualitas, dan Relevansi.
Relevansi di sini berarti lulusan tidak cukup hanya menguasai teori. Menurut Tatang Muttaqin, Ph.D., tantangan masa depan, termasuk dominasi Kecerdasan Artifisial (AI), menuntut kompetensi lebih:
- Optimalisasi Teknologi dan Inovasi untuk berkompetisi.
- Memiliki spirit belajar sepanjang hayat.
- Menguasai praktikalitas dan intuisi untuk menyelesaikan masalah tak terduga di lapangan dengan cepat dan efektif.
Selain itu, para lulusan vokasi juga didorong untuk mencari pengalaman kerja di luar negeri. Pengalaman internasional ini penting untuk mendapatkan keterampilan, networking, dan modal sosial sebelum kembali berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.
Bukan Lagi “Kelas Dua”: Penyetaraan Institusi
Untuk menghancurkan stigma, pemerintah tidak hanya melakukan perubahan di tingkat program, tetapi juga filosofi kelembagaan.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Stella Christie, A.B., menyatakan bahwa pengembangan ilmu terapan adalah langkah awal yang dilakukan banyak negara untuk melompat dari pendapatan menengah ke tinggi.
Stella menjelaskan bahwa penghapusan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (dalam struktur Kemendikti Saintek yang baru) didasarkan pada prinsip general relativity. Langkah ini diambil agar:
“Harapannya tidak lagi pendidikan vokasi dan akademik itu dikotak-kotakkan, jadi semuanya sama. Ini yang ingin kami dorong untuk menciptakan ekosistem sains dan teknologi.”
Pemerintah berkomitmen untuk menghilangkan stigma bahwa vokasi adalah pendidikan kelas dua. Sejalan dengan hal ini, riset di perguruan tinggi vokasi didorong untuk fokus pada riset terapan yang disebut sebagai low hanging fruit mudah dipetik dan sangat diminati oleh industri dan masyarakat guna menyelesaikan masalah dan isu-isu nasional saat ini.
3. Otonomi Penuh: Benarkah Politeknik Berubah Jadi ‘Politeknik University’?
Langkah paling ambisius datang dari aspirasi 49 Direktur Politeknik Negeri yang mengusulkan transformasi menjadi “Politeknik University”.
Usulan ini muncul karena praktik di lapangan menunjukkan banyak politeknik sudah menyelenggarakan program setara sarjana (D4) hingga doktoral (S3). Direktur Politeknik Manufaktur Bandung sebelumnya, Mohammad Nurdin, menyebut kegiatan politeknik saat ini 80% sudah seperti Politeknik University.
Transformasi kelembagaan ini mencakup tiga area kunci:
- Peningkatan Status: Perubahan dari Satuan Kerja (Satker) menjadi Badan Layanan Umum (BLU), lalu menuju Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), yang memberikan otonomi penuh (akademik, SDM, dan keuangan).
- Pusat Keunggulan Teknologi (PUT): Pendirian “Center of Excellence” di setiap politeknik. Konsep ini diadaptasi menjadi PUT untuk fokus pada riset terapan, sejalan dengan kebutuhan industri vokasi.
- Rebranding Efektif: Diperlukan strategi komunikasi yang kuat untuk mengubah persepsi masyarakat dan menarik talenta-talenta muda yang selama ini cenderung memilih universitas umum sebagai opsi pertama.
Transformasi struktural, filosofis, dan kelembagaan ini menjadi bukti komitmen Indonesia untuk menjadikan pendidikan vokasi setara, otonom, dan efektif dalam menjawab kebutuhan industri global.
Sumber:
- ugm.ac.id – “Wamen Stella Ingin Hilangkan Stigma ‘Kelas Dua’ Pendidikan Vokasi”
- medcom.id – “Muncul Usulan Transformasi Politeknik Menjadi Politeknik University, Begini Konsepnya”
- Berbagai sumber berita pendidikan vokasi 2025





