Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) secara resmi mengumumkan pembukaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2026.
Seluruh proses pelaksanaan program kini dilakukan secara terintegrasi melalui platform BIMA (Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian) yang menjadi kanal utama bagi dosen, peneliti, dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam memperkuat ekosistem riset nasional yang kolaboratif, transparan, dan berbasis kebutuhan masyarakat.
Jadwal Pelaksanaan dan Penyesuaian BIMA 2026
Mengacu pada pengumuman resmi LLDIKTI Wilayah II dan Direktorat Riset & Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM), terdapat beberapa penyesuaian jadwal untuk pelaksanaan program riset dan pengabdian tahun 2026.
Beberapa tanggal penting yang perlu diperhatikan kampus antara lain:
- Pengumuman hasil klasterisasi perguruan tinggi: Oktober 2025
- Pembukaan penerimaan proposal penelitian & pengabdian: November 2025
- Batas akhir pengunggahan proposal di sistem BIMA: Akhir November 2025
Contohnya, Universitas Andalas telah mengumumkan bahwa pengusulan proposal akan dibuka mulai 28 Oktober hingga 28 November 2025. Dengan rentang waktu yang cukup terbatas, kampus diimbau untuk menyiapkan semua dokumen dan tim riset lebih awal.
Skema Pendanaan dan Fokus Program
Program BIMA 2026 menyediakan beragam skema pendanaan untuk mendorong riset yang berdampak nyata pada masyarakat dan industri.
Beberapa skema yang dibuka antara lain:
- Riset Konsorsium Unggulan Berdampak (RIKUB)
- Penelitian Inovasi Seni Nusantara (PISN)
- Penelitian Dasar, Terapan, dan Pengembangan
- Program Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas)
Menurut LLDIKTI Wilayah II, pendanaan difokuskan untuk mendukung delapan sektor strategis nasional, yaitu keamanan, kesehatan, energi, maritim, pertahanan, manufaktur, keadilan sosial, dan digitalisasi industri.
Pemerintah menyiapkan alokasi dana lebih dari Rp3 triliun untuk mendukung pelaksanaan riset strategis tersebut menunjukkan keseriusan negara dalam membangun riset yang kolaboratif dan aplikatif.
Syarat Mengikuti Program BIMA 2026
Agar proposal bisa diterima, terdapat beberapa syarat penting yang harus dipenuhi perguruan tinggi dan dosen pengusul:
- Perguruan tinggi telah terdaftar di sistem BIMA dan memiliki status aktif berdasarkan hasil klasterisasi.
- Ketua pengusul merupakan dosen tetap yang memiliki akun aktif di sistem BIMA.
- Proposal disusun sesuai panduan resmi Kemdiktisaintek, termasuk format, fokus tema, dan komponen pendanaan.
- Data dosen, publikasi, dan pengabdian harus diperbarui di sistem agar proses seleksi berjalan tanpa kendala.
- Dokumen pendukung lengkap, seperti surat pernyataan, rekomendasi perguruan tinggi, dan rencana kegiatan.
Proses pengunggahan proposal dilakukan sepenuhnya secara online melalui https://bima.kemdiktisaintek.go.id.
Mengapa Kampus Perlu Persiapan Sistem Akademik Digital?
Salah satu tantangan utama dalam pelaksanaan BIMA 2026 adalah pengelolaan data riset yang cepat, akurat, dan terintegrasi.
Setiap tahapan mulai dari input data dosen, rekam jejak penelitian, hingga laporan capaian memerlukan sistem informasi yang solid.
Kampus yang belum memiliki sistem digital terintegrasi sering mengalami kendala seperti:
- keterlambatan pengumpulan data,
- kesalahan input manual,
- serta kesulitan memantau progres riset dosen.
Untuk itu, perguruan tinggi disarankan menggunakan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) yang sudah mendukung manajemen riset dan pelaporan.
Dengan sistem digital, kampus bisa:
- menyiapkan data penelitian dengan cepat,
- memastikan pelaporan ke BIMA lebih mudah,
- dan menjaga keamanan serta konsistensi data penelitian dosen.
Solusi dari Suteki Technology
Suteki Technology mendukung perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk membangun tata kelola akademik yang solid dan efisien melalui SIAKAD 4.0.
Dengan sistem ini, kampus dapat:
- mengelola data akademik dan dosen secara otomatis,
- mempercepat proses administrasi yang sering memakan waktu, dan
- memastikan transparansi layanan akademik yang mendukung produktivitas dosen dan peneliti.
Selain itu, bagi kampus yang sedang memulai transformasi digital, Suteki juga menghadirkan SIAKAD 4.0 Lite + Gratis EDOM 1 Tahun versi ringan yang siap pakai dan mudah dioperasikan tanpa biaya awal besar.
Dengan sistem akademik yang efisien, dosen bisa fokus berkarya, sementara kampus tetap tangguh dalam tata kelola.
Ingin Kampus Anda Lebih Siap Hadapi BIMA 2026?
📩 Isi form demo di [Link Form Request]
📱 Atau hubungi tim Suteki Technology melalui WhatsApp: [Link Whatsapp]
Sumber:
LLDIKTI Wilayah II – Penyesuaian Jadwal Program Penelitian & Pengabdian 2026
Ditjen DRPM Kemdiktisaintek – Jadwal & Rangkaian Penelitian dan Abmas 2026